Hanya dapat mengeluh dan marah-marah. Tanpa berbuat, bahkan membantu. Apa susahnya bilang terima kasih? Ah tidak dihargai diriku ini. Tak dianggap kehadiranku disini.

Seperti hitam yang tak terlihat dikegelapan. Seperti semut direrumputan yang tak terlihat dan mudah terinjak. Seperti itulah diriku.

Hanya aku sendirian. Tampak seperti lebah yang pergi sendirian mencari nektar dengan melawan segala tantangan. Itulah aku, sendirian bekerja susah payah mencari kebahagiaan dan membantu teman.

Namun apalah balasan bunga terhadap lebah yang membantu penyerbukan? Tak ada reaksi. Itu sama. Setelah membantu, tak ada orang yang berterima kasih.
Bagaikan kertas. Saat dibutuhkan, selalu dicari, diambil, bahkan diperebutkan. Setelah tak bisa dipakai, kertas dibuang, dirobek, bahkan dibakar.
Saat semua butuhku, semua mencariku. Setelah itu aku dilupakan bahkan dibuang. Apa aku hanya dimanfaatkan?

Seandainya iya. Tolong hargai aku. Diriku seperti sampah dimata mereka. Hanya melihat sisi buruknya tanpa tahu bahwa itu sangat  berharga. Mereka tak pernah memikirkan hatiku dan perasaanku.
Mungkin memang benar. Aku tlah menyakiti hati mereka. Tapi haruskah mereka membalas dengan lebih kejam.

Aku selalu berusaha menghargainya. Walau mereka tidak menghargai diriku. Setelah dipikir, aku seperti kotak amal. Siapa saja boleh cerita, aku denggarkan. Namun aku tak tahu harus cerita dengan siapa. Karena setelah bercerita mereka akan pergi. Bahkan takkan bercerita lagi, walau ku ada disana. Tak dihargai..